Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2025

Perang

Perang, bagai bayangan gelap yang menyertai perjalanan panjang peradaban manusia, jauh lebih dari sekadar bentrokan fisik atau perseteruan ideologis yang tampak di permukaan. Ia merupakan cermin retak yang memantulkan kompleksitas jiwa manusia, pergulatan nilai, dan dinamika kesadaran kolektif yang bergolak di kedalaman batin. Untuk memahami fenomena yang sedemikian pelik dan mendesak ini, kita perlu menyelami berbagai lapisan pemahaman, melampaui analisis material dan sosiologis semata, menembus ke ranah filsafat yang mempertanyakan hakikat, esoteris yang menyibak dimensi energi dan kosmis, serta theosofi yang menawarkan kerangka evolusi spiritual. Melalui penyatuan pandangan-pandangan inilah kita mungkin dapat menguraikan benang kusut akar perang dan menemukan jalan menuju transformasi yang hakiki. Dari kacamata filsafat, perang segera membawa kita pada pertanyaan abadi tentang hakikat manusia. Di satu sisi, Thomas Hobbes, dengan pesimismenya yang khas, menggambarkan pe...

Sastra Jendra Hayuningrat: Pencerahan dan Keselamatan Kosmis

Dalam hamparan luas kearifan Nusantara, khususnya tradisi mistik Jawa yang penuh kedalaman, terdapat sebuah ungkapan yang bagai mutiara terpendam:  Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu . Frasa ini bukan sekadar rangkaian kata indah, melainkan peta spiritual, cetak biru kosmik, dan sekaligus manifesto filosofis yang menguraikan perjalanan terdalam manusia menuju pencerahan, harmoni universal, dan pembebasan sejati dari segala bentuk kegelapan yang membelenggu. Untuk menyelami samudra maknanya secara utuh, kita perlu menyelam jauh melampaui permukaan linguistik atau historis semata, dan mengarunginya melalui lensa yang menyatukan kedalaman filsafat, praktik esoteris, dan visi teosofi. Ketiga perspektif ini saling bertaut, membentuk jalinan pemahaman yang mengungkapkan relevansi abadi dari konsep agung ini, bukan hanya sebagai warisan lokal, melainkan sebagai kebijaksanaan universal tentang hakikat manusia dan semesta. Secara etimologis, pondasi frasa ini telah me...

Simulacra dan Samsara dalam Kehidupan Modern

Di tengah denyut nadi kehidupan modern yang berdegup kencang, penuh gesit dan dibombardir oleh gelombang distraksi yang tak henti, kita terdampar dalam sebuah budaya yang paradoks. Budaya ini menjanjikan kebahagiaan, menawarkan kedamaian instan layaknya komoditas yang dapat dibeli di toko daring, seraya menyembunyikan jurang kehampaan di balik kilau permukaannya. Media sosial, sang panggung raksasa zaman ini, mempertontonkan galeri hidup sempurna—wajah-wajah tersenyum di balik filter, pencapaian material yang gemilang, petualangan eksotis yang seolah tanpa cela—sebuah panorama yang dikurasi dengan teliti namun seringkali hanyalah pantulan retak dari kenyataan. Hiburan menawarkan pelarian sementara, obat bius bagi jiwa yang lelah, namun jarang menyentuh akar kegelisahan. Fenomena ini menggemakan, dengan suara yang menggetarkan, konsep  simulacra  yang digagas oleh Jean Baudrillard, sang pemikir postmodern. Baudrillard memperingatkan kita tentang dunia yang tenggelam...

Serangan Pribadi Sebagai Distorsi Logika

Dalam arena diskusi, baik yang berlangsung di ruang digital yang tak terbatas maupun dalam percakapan tatap muka yang intim, seringkali muncul fenomena yang merusak sekaligus memalukan: serangan pribadi atau  ad hominem . Kesalahan logika klasik ini bukan sekadar penyimpangan retorika semata, melainkan luka mendalam pada proses intelektual dan kemanusiaan kita.  Ad hominem  terjadi ketika fokus perdebatan dialihkan dari substansi argumen itu sendiri kepada karakter, latar belakang, atau kepribadian individu yang menyampaikannya. Contohnya terasa begitu akrab: ketika seseorang dengan sungguh-sungguh mengkritik suatu kebijakan publik, tanggapan yang diterima bukanlah sanggahan berdasarkan data atau logika, melainkan cercaan seperti, “Kamu nggak ngerti apa-apa, belum berpendidikan, sih!”. Serangan semacam ini tidak hanya mengotori sungai diskusi dengan lumpur emosi negatif, menghalangi aliran jernih menuju kesepahaman yang produktif, tetapi juga menyingkap pertan...